Current Cyclone | Cyclone Outlook | After Events Report | Historical Cyclone | Annual Reports | Cyclone Names | Learn About TC |
Annual Report
- Laporan Tahunan 2007
- Laporan Tahunan 2008
- Laporan Tahunan 2009
Annual Summary
- 2000 - 2013 [Link]
Current Cyclone | Cyclone Outlook | After Events Report | Historical Cyclone | Annual Reports | Cyclone Names | Learn About TC |
TC JEBI 26 Juli 2013 Bibit siklon 91W berada di Samudera Hindia se belah Utara Halmahera, sekitar 5.4LU dan 130.1BT dengan tekanan terendah 1010 mb dan kecepatan angin maksimum 15 knot. Bibit 91W baru terpantau hari ini. Dari citra satelit aktivitas konvektif terpantau cukup baik, namun kondisi perawanan yang belum terorganisir. Aktivitas divergensi terpantau baik, konvergensi dan shear vertical juga cukup baik pada kisaran 5 – 20 knot. Dan suhu muka laut yang hangat mendukung aktivitas konvergensi di wilayah suspect. Dari data angin perlapisan, sirkulasi sudah terlihat dari lapisan bawah hingga lapisan menengah, namun masih melebar. Dalam 24 jam kedepan diperkirakan bibit ini bergerak kearah barat barat laut dan diperkirakan intensitasnya akan meningkat, namun belum cukup kuat untuk menjadi siklon tropis. Potensi bibit 91W menjadi siklon tropis masih rendah. Selengkapnya … |
|
TC MANGKHUT Bibit siklon tropis 94W ini berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua sekitar 2.0LU 140.6BT dengan tekanan udara minimum 1010 mb dan kecepatan angin maksimum 15 knots.citra satelit 12 jam terakhir menunjukkan adanya aktifitas konvektif yang persisten. Kondisi angin lapisan bawah menunjukkan adanya bentuk sirkulasi terpusat namun masih melebar. Shear vertikal sedang berkisar 15 – 20 knots. Potensi bibit untuk menjadi siklon tropis dalam 24 – 48 jam kedepan masih rendah. Selengkapnya … |
Current Cyclone | Cyclone Outlook | After Events Report | Historical Cyclone | Annual Reports | Cyclone Names | Learn About TC |
TC CHARLOTTE Monsoon trough mulai kelihatan aktif di teluk Carpentaria dari awal Januari. Charlote terbentuk pertama kali sebagai Depresi Tropis pada tanggal 9 januari 2009 di Teluk Carpentaria, Utara Pulau Mornington. Dari citra radar dapat terlihat LLCC (Low level circulation center) dengan band yang mengelilingi LLCC. Dari quikscat juga terlihat angin yang memanjang mengelilingi pusatnya dengan kecepatan 30knot. Outflow channel di lapisan atas terlihat sangat baik dan lingkungan yang mendukung pertumbuhannya. Vertical wind shear yang lemah juga mendukung pertumbuhannya. Selengkapnya … |
|
TC DOMINIC Bibit siklon tropis Dominik sudah mulai terlihat tanggal 24 Januari di sebelah Barat Kimberley, Timur Laut Broome. Bergerak ke Barat dan memasuki wilayah Perairan Barat Broome. Pada pagi hari 25 Jauari terlihat perkembangannya, angin maksimum berkisar 27 . 32 knots. Citra satelite water vapor menunjukkan adanya daerah deep convective dan outflow yang berkembang bagus. Vertical wind shear juga cukup mendukung pertumbuhannya. Selengkapnya … |
|
TC FREDDY
|
|
TC GABRIELLE Bibit Siklon Gabrielle (17S) berada di Utara Broome, Badan Meteorologi Australia memprediksi bibit ini akan tumbuh menjadi siklon pada Sabtu malam. Posisinya berada di Lautan sebelah Timur Laut Australia, sama seperti pendahulunya Siklon Tropis Freddy. Malam hari tanggal 2 Maret intensitas Gabrielle meningkat, vertikal wind shear melemah dan convektifitasnya meningkat. Data Qscat 2 Maret jam 11.15Z menunjukkan kecepatan angin 30-35knot pada quadrant sebelah tenggara, dan 20-25 knots di Timur Laut quadrant membentuk semi circel. Selengkapnya … |
|
TC ILSA Pada tanggal 18 maret bibit Siklon Tropis 22S telah tumbuh menjadi Siklon tropis Ilsa di utara Learmonth, Barat Laut Australia dengan kecepatan angin 35knots dan tekanan 1000mb. Bergerak ke barat-barat daya dengan kecepatan 15knots. Dari Citra Satelite terlihat daerah deep convektif di barat daya dan tenggara. Dan dengan cepat tumbuh menjadi awan-awan CB dan menambah kekuatan thundersotrm di dalam awan CB. Sistem ini terdapat di daerah vertikal wind shear yang cukup kuat dan suhu muka laut yang hangat serta outflow di lapisan atas yang menjadi pendukung pertumbuhan siklon ini. Selengkapnya … |
|
TC KIRILLY Cyclogenesis dimulai dari tanggal 18 April ketika di wilayah Laut Arafura diketahui adanya vortex lemah tanpa tanda-tanda aktivitas konvektif yang berarti. Pukul 12 UTC hari yang sama, dengan kondisi perairan hangat (suhu muka laut .28°C) hanya terlihat beberapa titik konvektif saja di atas wilayah Laut Arafura. 12 jam berikutnya analisis angin 3000 feet menunjukkan adanya seruakan massa udara dari arah tenggara mengarah ke wilayah tersebut dengan kecepatan 20 . 35 knot. Seruakan inilah yang ditengarai sebagai seruakan pertama pemicu terbentuknya embrio Kirrily. Hasilnya tampak sebagai cloud cluster dengan beberapa MCS yang tumbuh pada wilayah ini. Selengkapnya … |
|
TC KUJIRA
|
|
TC CHAN-HOM
|
|
|
TC LINFA Pada 10 Juni, gangguan tropis terlihat di sebelah timur Filipina bagian utara. Citra satelit memperlihatkan adanya sirkulasi di lapisan bawah, dengan deep convective terpusat di sebelah barat daya pusat sirkulasi. Gangguan tropis ini kemudian berkembang menjadi depresi tropis pada 14 Juni, meski kemudian deep convectivenya terlihat berkurang. Selengkapnya … |
TC NANGKA Siklon Tropis Nangka pertama dideteksi sebagai gangguan cuaca di Lautan Pasifik tepatnya di timur Philipina tengah. Gangguan cuaca ini terus berkembang hingga pada tanggal 20 Juni semakin menguat dengan mulai terkonsolidasinya LLCC membentuk sabuk di sekitar sistem tersebut. Vertikal wind shear yang rendah dan lokasi yang mendukung perkembangan sistem ini menghasilkan pembentukan LLCC yang bagus. Pada tanggal 22 Juni JMA mengklasifikasikannya sebagai minor Tropical Depression. Selengkapnya … |
|
TC SOUDELOR Pertama kali muncul Siklon tropis Laurence berada di Selatan Papua Nugini sebagai Tropical Low pada tanggal 8 Desember. Pada saat itu sirkulasi dari system ini sudah terlihat di lapisan bawah dan menengah. Divergensi lapisan atas sudah terbentuk dengan baik, dari citra satelit outflow channel juga telah terbentuk akan tetapi shear masih belum mendukung. Sistem ini berkembang secara perlahan hingga beberapa hari berikutnya dikarenakan shear yang masih belum mendukung terbentuknya siklon. Sistem ini cenderung bergerak ke arah Barat Selatan menuju pantai Utara Australia di sekitar Darwin. Selengkapnya … |
|
TC MOLAVE Typhoon Molave pertama dideteksi sebagai depresi tropis pada 15 Juli 2009 pukul 12 UTC. Molave tumbuh menjadi tropical storm pada 16 Juli 2009 12 UTC dan menguat menjadi severe tropical storm 18 jam kemudian. Molave dengan cepat berkembang menjadi typhoon hanya 12 jam setelahnya pada tanggal 17 pukul 12 UTC. Intensitas maksimum Typhoon Molave dicapai pada tanggal 18 pukul 12 UTC dengan kecepatan angin tertinggi sebesar 65 knot dan tekanan udara terendah yang mencapai 975 hPa. Setelah itu, typhoon ini mengalami pelemahan secara cepat dan punah pada 19 Juli 2009 06 UTC ketika memasuki pantai Hong Kong. Selengkapnya … |
|
TC GONI Tropical Storm Goni terbentuk pada tanggal 3 Agustus, akan tetapi pertama kali dideteksi adanya deep convection pada akhir Juli di daerah Pasifik Barat, Timur Philipina. Deep convection terbentuk di sekitar pusat sirkulasi pada level bawah, dan terlihat adanya outflow yang dipicu adanya sirkulasi antisiklon yang terdapat di level atas dan adanya Tropical Upper Tropospheric Trough. Gangguan ini kemudian melemah pada tanggal 28 Juli dikarenakan sirkulasi di level bawah yang melemah dan vertical wind shear yang meningkat. Selengkapnya … |
|
TC MORAKOT Morakot pertama kali dideteksi sebagai area dengan deep convection yang melebar di bagian barat dari pusat sirkulasi pada lapisan bawah di timur Laut Philipina. Pada tanggal 2 Agustus gangguan cuaca ini telah meningkat menjadi Tropical Depression yang terbentuk di dalam monsoon trough. Pada hari yang sama tropical Deepression ini sempat diturunkan statusnya menjadi low pressure area. Selengkapnya … |
|
TC ETAU Terbentuknya Tropical storm Etau diawali dengan adanya suatu area tekanan rendah dengan aktifitas konvektif yang belum terorganisasi dengan baik di daerah Pasifik Barat, timur Philipina. Adanya sel tropical Upper tropospheric trough kearah Utara memicu pergerakan system ini bergerak ke Utara. Pada tanggal 8 Agustus system ini berkembang dengan adanya pertumbuhan deep convection yang terkonsolidasi di sekitar pusat tekanan rendah tersebut, hingga akhirnya JMA meningkatkan system ini menjadi Tropical Depression. Sistem ini cenderung bergerak kearah Utara sebagai respon dari interaksinya dengan subtropical ridge yang mengarah ke Utara. Selengkapnya … |
|
TC DUJUAN Bibit Siklon tropis 13W pertama kali terlihat di sebelah Timur Pulau Luzon Philipina. Pada malam hari tanggal 3 September bibit siklon tropis 13W berkembang dengan begitu mudah dan cepat . Menguat menjadi Depresi Tropis dan kemudian terus menguat menjadi Siklon Tropis yang diberi nama Dujuan oleh Tokyo RSWC. Angin lapisan atasnya mempertahankan Siklon ini tetap di posisi Selatan Tenggara Okinawa, Jepang. Posisinya sekitar 19.0LU 131.1BT, bergerak kea rah Timur Laut dengan kecepatan 13knots. Dari Nasa.s Aqua Satelit di atas Tropical Storm Dujuan terlihat awan tinggi, thunderstorm cloud, dengan suhu -63.F. Selengkapnya … |
|
TC MUCIJAGE Pada tanggal 7 September terdapat depresi tropis di Laut Cina Selatan sekitar 300 kilometer sebelah barat Manila, Filipina. Malam hari berikutnya depresi tropis ini bergerak ke barat laut, sedikit menguat oleh shear vertikal sedang di wilayah tersebut dan oleh PAGASA diberi nama depresi tropis Maring. Selengkapnya … |
|
TC CHOI-WAN Typhoon Choi-Wan pertama terbentuk sebagai wilayah dengan perawanan konvektif di atas Samudra Pasifik Timur Laut sekitar 850 kilometer sebelah timur Guam. Shear vertikal yang lemah mendukung pertumbuhan bibit badai tropis ini hingga kemudian hanya dibutuhkan waktu kurang dari 24 jam untuk berkembang mencapai intensitas badai tropis pada tanggal 12 September pukul 18 UTC. Selengkapnya … |
|
TC KOPPU Typhoon Koppu pertama kali dideteksi pada 9 September 2009 dengan adanya sebuah area perawanan konvektif yang terbentuk di sekitar 370 km sebelah Barat laut Palau (Samudera Pasifik sebelah Timur Philipina). Pada 11 September LLCC (Low Level Circulation Centre) mulai terbentuk lebih teratur. Di samping itu shear vertikal yang relative kecil dan adanya ouflow dari barat mendukung perkembangan sistem. Sistem bertahan sebagai depresi tropis hingga 13 September 2009 pukul 15.00 UTC sebelum kemudian menguat menjadi badai tropis. Selengkapnya … |
|
TC KETSANA
|
|
TC PARMA
|
|
TC MELOR
|
|
TC NEPARTAK
|
|
TC LUPIT
|
|
TC MIRINAE
|
|
TC NIDA
|
|
TC LAURENCE Pertama kali muncul Siklon tropis Laurence berada di Selatan Papua Nugini sebagai Tropical Low pada tanggal 8 Desember. Pada saat itu sirkulasi dari system ini sudah terlihat di lapisan bawah dan menengah. Divergensi lapisan atas sudah terbentuk dengan baik, dari citra satelit outflow channel juga telah terbentuk akan tetapi shear masih belum mendukung. Sistem ini berkembang secara perlahan hingga beberapa hari berikutnya dikarenakan shear yang masih belum mendukung terbentuknya siklon. Sistem ini cenderung bergerak ke arah Barat Selatan menuju pantai Utara Australia di sekitar Darwin. Selengkapnya … |
Current Cyclone | Cyclone Outlook | After Events Report | Historical Cyclone | Annual Reports | Cyclone Names | Learn About TC |
Indonesian Agency for Meteorology Climatology and Geophysics
Jakarta Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC)
TROPICAL CYCLONE OUTLOOK
Tropical Cyclone Outlook for Southern Indonesia area Issued Wednesday, 25th February 2015, 08.00 Western Indonesia Time
Current Tropical Cyclone in the Southern Indonesia area: None.
Tropical cyclone development possibility: No tropical cyclone development in the next 3 days.
Possibility to develop into tropical cyclone:
Thursday (tomorrow) : small possibility
Friday (tomorrow +1): small possibility
Saturday (tomorrow +2) : small possibility
Note:
Small possibility means possibility for the suspect area to develop into tropical cyclone is less than 10%.
Medium possibility means possibility for the suspect area to develop into tropical cyclone is about 20%-40%.
Large possibility means possibility for the suspect area to develop into tropical cyclone is more than 50%.
Southern Indonesia area is area within equator to 11 S and 90 to 141 E.